JOB SHEET NO 1 | PEMELIHARAAN SERVIS TIMMING GEAR ENGINE DIESEL 1 SILINDER | TINGKAT : |
TEKNIK MESIN OTOMOTIF | SEMESTER : | |
DIESEL 1 SILINDER | ALOKASI : MENIT |
I. Tujuan Praktek Timming Gear :
Peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengetahui komponen-komponen, fungsi dan sistem kerja komponen.
2. Terampil membongkar, memeriksa, mengukur dan merakit kembali Timing Gear
pada mesin diesel satu silinder.
3. Mengetahui trouble shooting timing gear.
II. Alat Dan Bahan
Alat :
- 1 set kunci pas
- 1 set kunci ring
- Obeng (+) dan (-)
- Kunci shock
- Jangka Sorong
- Micrometer
- Dial Indikator
- Feller Gauge
Bahan :
1 unit mesin diesel 1 silinder
III. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tutup kran bahan bakar (Gbr. 1)
3. Lepas pipa dari filter bahan bakar
ke pompa injektor (Gbr.2)
4. Lepas pipa dari pompa injektor
menuju ke nozel injektor (Gbr.2)
5. Lepas nozel injektor (Gbr.3)
6. Lepas pipa saluran oli pada tutup sistem katup
7. Lepas tutup mekanisme katup (Gbr. 4)
8. Lepas tutup timing gear (Gbr. 5)
9. Lepas tutup poros engkol (Gbr. 6)
10. Lepas semua gigi pada timing gear
Terdapat 6 roda gigi diantaranya
- (1) Governor Gear
- (2) Camshaft Gear
- (3) Crankshaft Gear
- (4) Starter Gear
- (5) 2 buah Balance Gear
11. Hitung jumlah gigi roda gigi
a. Jumlah gigi Governor Gear
b. Jumlah gigi Camshaft Gear
c. Jumlah gigi Crankshaft Gear
d. Jumlah gigi Starter Gear
e. Jumlah gigi Balance Gear
12. Ukur poros journal camshaft besar (Gbr. 8)
Pengukuran menggunakan jangka sorong
dengan memperhatikan posisi X dan Y.
13. Ukur poros journal camshaft kecil (Gbr. 8)
Pengukuran dilakukan sama dengan
pengukuran poros journal Camshaft Besar
14. Ukur poros bubungan dengan menggunakan jangka sorong (Gbr. 8)
Pengukuran poros bubungan in dan ex dengan menggunakan mikrometer
15. Ukur poros nok (Gbr.8)
16. Ukur backlash (kekocakan) (Gbr. 9)
dengan menggunakan Dial Indikator
Ukur backlash dilakukan dengan:
a. Mengukur backlash antara
Crankshaft Gear dengan Governor Gear.
b. Mengukur backlash antara Camshaft Gear
dengan dengan Governor Gear.
c. Mengukur backlash antara Starter Gear
dengan Balance Gear.
Pasang jarum dial indikator di celah antara roda gigi, pastikan skala dial indikator dalam posisi nol kemudian gerakan salah satu roda gigi, sampai jarum dial indikator terdesak dan menunjukkan skala kemudian baca skala dial indikator.
17. Hitung ratio gigi
a. Crankshaft Gear dan Governor Gear
CrankshaftGear
GovernorGear
b. Governor Gear dan Camshaft Gear
GovernorGear
CamshaftGear
c. Governor Gear dan Starter Gear
GovernorGear
StarterGear
18. Pasang kembali komponen sesuai urutan yang ditentukan.
Langkah Pemasangan Komponen
1. Posisikan piston berada di TMA (titik mati atas) dengan cara memutar flywheel. Lihat tanda pada flywheel atau masukkan obeng kecil dalam lubang nozel untuk mengetahui posisi piston.
2. Pasang kembali susunan roda gigi Timing Gear dengan memperhatikan tanda yang ada pada masing-masing roda gigi.
a. Pasang roda gigi chamshaft, posisikan tanda nomor 2 ke arah governor gear; periksa hubungan dengan mekanik katup dengan memutar roda gigi chamshaft dan perhatikan gerakan katup.
b. Pasang roda gigi starter, posisikan tanda nomor 0 pada roda gigi balance atas ditengah antara tanda nomor 0 roda gigi starter
c. Pasang roda gigi governor, posisikan tanda nomor 1 pada roda gigi poros engkol; nomor 2 pada roda gigi chamshaft; nomor 3 pada roda gigi starter
3. Setelah semua roda gigi terpasang, pastikan kembali piston dalam keadaan TOP
Hal ini dimaksudkan agar pemompaan bahan bakar dapat bekerja sebagaimana
mestinya sesuai langkah 4 tak.
4. Pasang tutup poros engkol, tutup timming gear, tutup mekanisme katup.
5. Pasang pipa saluran bahan bakar dan pipa oli
6. Lakukan pembuangan udara dari saluran bahan bakar (bleiding) sebelum menstart / menghidupkan mesin.
JOB SHEET NO 2 | OVERHAUL ENGINE DIESEL 1 SILINDER | TINGKAT : |
TEKNIK MESIN OTOMOTIF | SEMESTER : | |
DIESEL 1 SILINDER | ALOKASI : MENIT |
I. Tujuan Praktek :
Peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Dapat melakukan pembongkaran, pemeriksaan, dan perakitan dengan benar.
2. Dapat mengetahui nama dan fungsi komponen.
3. Mampu mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada komponen.
4. Mengetahui perhitungan pada komponen.
II. Alat dan Bahan :
- Alat
~ 1 set kunci pas
~ 1 set kunci ring
~ Obeng (+) dan (-)
~ Palu karet dan palu besi
~ Kunci shock
~ Kompression ring
~ Jangka sorong
~ Micro meter
~ Feeler gauge
~ Silinder bor gauge
- Bahan
~ 1 unit mesin diesel satu silinder
III. Langkah Kerja
A. Langkah Pembongkaran
1. Buka kran pembuangan air
dan mengeluarkan air pendingin (Gbr. 1)
2. Buka saluran oli dan
mengeluarkan oli.(Gbr. 2)
3. Lepas saluran buang (exhaust system)
4. Lepas pembersih/filter udara (Gbr. 3)
5. Lepas tangki bahan bakar, tangki
pendingin filter dan selang bahan bakar
(Gbr. 4)
6. Lepas pipa injeksi (Gbr. 5)
7. Lepas mur pengikat bracket lengan penekan nozel, kemudian lepas assembly
bracket lengan penekan nozel, kemudian lepas nozel (no 7 – 12 lihat Gbr. 6)
8. Keluarkan batang pendorong (push rod)
9. Lepas rocker arm
10. Lepas pipa saluran oli kepala silinder
11. Lepas silinder head
12. Lepas katup dan kelengkapannya
13. Lepaskan tutup bak timming gear.
(Gbr.7)
14. Lepaskan timming gear.
(Gbr. 8 & 9)
15. Lepaskan batang piston dari poros engkol. (Gbr. 10)
Pada saat melepaskan batang piston, pastikan piston berada pada posisi top. Lepaskan batang piston menggunakan kunci shock.
16. Lepaskan fly wheel
Lepas mur fly wheel menggunakan SST dan palu,untuk melepas fly wheel menggunakan tracker dua baut, pasang pada fly wheel. Kemudian kencangkan baut secara berlahan dan bergantian kiri-kanan sampai fly wheel lepas dari porosnya. (Gbr. 11)
17. Lepaskan poros engkol.
Lepaskan poros engkol dengan membuka tutup poros engkol, menggunakan baut yang dipasang pada tutup dan putar sampai terlepas. Kemudian keluarkan poros engkol. (Gbr. 12)
18. Lepaskan rakitan piston. (Gbr. 13)
Lepaskan piston dengan cara mendorong piston secara perlahan sampai piston lepas. Kemudian lepaskan batang piston dengan cara melepas pin piston.
B. Pemeriksaan dan Pengukuran
1. Ukur celah ring piston dgn alur
menggunakan feeler gauge (Gbr. 14)
Gerak bebas normal : » 0,03 – 0,15 mm
2. Ukurlah tebal ring piston
menggunakan micrometer.
3. Ukur diameter luar pin piston.
4. Ukur diameter dalam lubang pin piston.
5. Ukur diameter luar journal poros engkol.
6. Ukur diameter dalam lubang journal poros engkol.
7. Ukur diameter piston,
dengan mengukur sisi X dan Y
menggunakan micro meter.
Untuk menentukan celah/selisih antara torak
dan dinding silinder.
Posisi pengukuran :
^ terhadap sumbu pena torak bagian bawah.
Arah pengukuran :
^ terhadap sumbu pena torak
Besar celah : » 0,15 mm
CARA MEMBACA v Jarak strip atas outer sleeve 1mm v Jarak strip bawah outer sleeve 0,5 mm v Nilai satu kolom pada thimble 0,01 mm CONTOH : Seperti gambar v Skala pada outer sleeve atas menunjuk pada angka “ 55 mm ) v Sklala pada outer sleeve bawah menunjuk pada angka 0,50 dari angka 55 ( bagian atas ) v Skala pada Thimble menunjuk pada angka 45 v Jadi total nilainya adalah : 55 mm + 0,50 + 0,45 = 55,95 mm
8. Ukur diameter lubang silinder, dengan mengukur sisi X dan Y menggunakan silinder bor gauge.
v Standar pengukuran didapat dari pengukuran silinder bore. v Standar pengukuran, diukur menggunakan vernier calipper. v Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat, pembacaan dilakukan dengan tanpa melepas caliper dari silinder bore
v Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang benar maka goyangkan batang cylinder bore hingga mendapatkan pengukuran terkecil. v Pengukuran bagian atas diambil 10 – 12 mm dari permukaan atas silinder blok v pengukuran pada bagian bawah kira – kira 10 – 12 mm dari bawah silinder blok v Pengukuran dilakukan pada 3 posisi atas, tengah & bawah v Pembacaan diambil pada jarum panjang paling jauh bergerak ke arah kanan
9. Ukur volume ruang bakar dengan cara menuangkan minyak atau oli keruang bakar sampai rata, yaitu lubang klep, lubang injektor, dan lubang permukaan piston. Kemudian hitung volumenya. (Gbr. 16)
10. Ukur volume packing menggunakan vernier caliper (Gbr. 17)
Skala utama dalam mm, dalam hal ini adalah “ A “ ,Belakang komanya dihitung dari berapa garis Kolom yang lurus antara skala utama & skala vernier “ B “ Kemudian dikalikan 0,05 mm
11. Ukur Volume ruang bakar total.
Vtot = Vpacking + Vruang bakar
12. Ukur Volume langkah.
13. Hitung perbandingan kompresi.
.
14. Periksa kerataan kepala silinder head.
Y (pengukuran daerah tepi in) : …. mm
Y (pengkuran diantara in dan ex) : …. mm
Y (pengukuran daerah tepi ex) : …. mm
X (arah 90° dari pengukuran Y)
X (pengukuran daerah tepi in) : …. mm
X (pengkuran diantara in dan ex) : …. mm
X (pengukuran daerah tepi ex) : …. mm
Diagonal : …. mm
Diagonal : …. mm
(Batas service 0,1 mm)
Ø Dari hasil pengukuran diatas buatlah kesimpulan prosedur servis yang harus dikerjakan
15. Ukur lebar kontak katup dan dudukan katup
Hasil pengukuran
In : …. mm
Ex : …. mm
(Batas service 2,1 mm)
Ø Dari hasil pengukuran diatas buatlah kesimpulan
prosedur servis yang harus dikerjakan
16. Ukur kemiringan katup
Hasil pengukuran
In : …. °
Ex : …. °
(Batas service : 45,5°)
Ø Dari hasil pengukuran diatas buatlah kesimpulan prosedur servis yang harus dikerjakan
17. Ukur diameter batang katup
Alat yang digunakan adalah jangka sorong.
Hasil pengukuran
In Atas : …. mm Ex Atas : …. mm
Tengah : …. mm Tengah : …. mm
Bawah : …. mm Bawah : …. mm
18. Ukur diameter daun katup
Alat yang digunakan adalah jangka sorong.
Hasil pengukuran
In : …. mm
Ex : …. Mm
19. Ukur panjang katup
Alat yang digunakan adalah jangka sorong.
In : …. mm
Ex : …. mm
(Batas service min : 130 mm)
Ø Dari hasil pengukuran diatas buatlah kesimpulan prosedur servis yang harus dikerjakan
20. Ukur panjang tepi katup
In : …. mm
Ex : …. mm
(Batas service min : 1 mm)
Ø Dari hasil pengukuran diatas buatlah kesimpulan prosedur servis yang harus dikerjakan
21. Ukur panjang pegas
Pegas in (dalam) : …. mm
(luar) : …. mm
Pegas ex (dalam) : …. mm
(luar) : …. mm
(Batas service pegas dalam : 45 mm)
(Batas service pegas luar : 49 mm)
Ø Dari hasil pengukuran diatas buatlah kesimpulan prosedur servis yang harus dikerjakan
22. Ukur kemiringan pegas dalam dan pegas luar
Pegas in (dalam) : …. mm
(luar) : …. mm
Peags ex (dalam) : …. mm
(luar) : …. mm
23. Ukur tegangan pegas,
yang dihitung per 33 mm
Pegas in (dalam) : …. kg/33 mm
(luar) : …. kg/33 mm
Pegas ex (dalam) : …. kg/33 mm
(luar) : …. kg/33 mm
C. Perakitan
- Pasang poros engkol.
- Pasang batang piston dan pin piston.
- Masukkan piston kedalam silinder.
- Pasang batang piston dengan poros engkol.
- Pasang timming gear dan tutup timming gear.
- Pasang tutup bak engkol.
- Pasang silinder head.
- Pasang fly wheel
- Pasang semua komponen sesuai kondisi awal sebelum di bongkar.
- Hidupkan mesin sesuai Standart Operasi Prosedur (SOP)
JOB SHEET NO 3 | PEMELIHARAAN / SERVIS NOZEL DIESEL 1 SILINDER | TINGKAT : |
TEKNIK MESIN OTOMOTIF | SEMESTER : | |
DIESEL 1 SILINDER | ALOKASI : MENIT |
I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengetes injektor
2. Membongkar dan memasang injektor
3. Menyetel tekanan penyemprotan
II. Alat Dan Bahan
Alat
- Nosel tester
- Kotak alat
- Ragum
- Bak cuci
- kuas
Bahan
1. Injektor
2. Solar
3. Kain lap
III. Keselamatan Kerja
Waktu bekerja dengan nosel tester, jangan mengarahkan semprotan ke bagian tubuh anda. Semprotan nosel dapat masuk aliran darah sehingga menimbulkan keracunan pada darah. Tampung semprotan dengan baik !
IV. Langkah Kerja
Lakukan pemeriksaan bentuk penyemprotan, kebocoran dan tekanan penyemprotan, sebelum pembongkaran dilakukan
1. Pasang injektor pada tester dengan longgar saja.
2. Lakukan pembuangan udara yang ada pada saluran tester, dengan menggerakkan tuas sampai solar keluar pada sambungan pipa.
3. Tutup kran saluran tekan ke manometer, lakukan pengetesan bentuk penyemprotan dengan menggerakkan tuas dalam langkah penuh dengan kuat dan cepat.
Pemeriksaan bentuk penyemprotan
A, B, C = Bentuk jelek
D = Bentuk baik
Sudut penyemprotan yang baik adalah » 4o.
Tes kebocoran
4. Buka kran saluran tekan ke manometer. Gerakan tuas tester sampai manometer menunjukkan tekanan » 80 bar, pertahankan posisi tekanan ini selama » 20 detik, lihat dan amati kebocoran pada ujung nosel.
Ø Amati dan rasakan ujung bodi nosel dengan jari anda, apakah ada tetesan atau ujung bodi nosel menjadi basah
A : ada kebocoran
B : tidak ada
Tes tekanan penyemprotan
5. Gerakkan tuas tester dalam langkah penuh dengan kuat dan cepat, baca tekanan pada manometer, catat hasilnya.
Pembongkaran & Penyetelan
6. Bila salah satu tes yang dilakukan hasilnya tidak memuaskan, lepas injektor pada tester, jepit pada ragum dengan alas penjepit alumunium, bongkar sesuai dengan urutan pada gambar.
7. Bersihkan semua komponen dengan solar. Lakukan tes luncur jarum, dengan memasukkan jarum pada bodinya. Pada sudut kemiringan 60 derajat,jarum harus meluncur pelan-pelan dengan sendiri ! (karena berat jarum itu sendiri) lihat gbr diatas.
8. Stel tekanan penyemprotan dengan cara merubah tebal shim (2). Perbedaan tebal 0,04 mm merubah tekanan penyemprotan » 4 bar.
atau
dengan memutar baut penyetel menggunakan obeng (-) kekanan untuk menambah, kekiri untuk mengurangi tekanan penyemprotan
Perakitan
Rakitlah injektor setelah semua komponennya terendam dalam solar, untuk mencegah karatan. Perhatikan kebersihan ! Jangan sampai benang kain dst. berada di dalam injektor.
Kontrol kembali bentuk penyemprotan, tekanan penyemprotan dan kebocoran nozel
Petunjuk
- Tekanan penyemprotan injektor satu lubang adalah 100-130 bar (10-13 Mpa). Data yang tepat, lihat buku manual.
- Servis injektor dilakukan setiap 80.000 km, atau waktu timbul kesulitan pada pembakaran.
- Perhatikan : Keausan jarum, lubang bodinya dan kotoran yang menempel sangat mempengaruhi bentuk penyemprotan.
makasi pak,,,,uda ngbantu
BalasHapusTerimakasih artikel nya sangat membantu...
BalasHapus